Kisah Pemuda yang Patuh Pada Orang Tua (bagian satu)
katarpamijahan.com-Lewat tengah malam, Fahmi bangun dari tidurnya dalam keadaan terkejut, setelah Dia mendengar Ibunya memanggil namanya. dia meloncat dari ranjangnya, melihat apa yang terjadi. Dia melihat ayahnya jatuh semaput dilantai. dia segera membawa ayahnya kerumah sakit terdekat. disana, fahmi mendapatkan kenyataan bahwa ayahnya terkena kanker yang menyebabkannya lumpuh sebelah sehingga dia tidak bisa bergerak dan berbicara. Dia duduk menemani ayahnya selama beberapa jam sambil menangis, lalu dokter datang memberitahukan bahwa ayahnya harus tinggal dirumah sakit selama beberapa hari dan dokter itu menyuruh fahmi pulang. Fahmi bersikeras tinggal bersama ayahnya untuk merwat Ayahnya. selama beberapa hari, Fahmi tidak ada keinginan untuk tidur dia menolak jika ada orang lain membantunya mengurus Ayahnya, khususnya ketka Ayahnya hendak buang air karena takut membuat Ayahnya malu.
Yang penting, Ayah Fahmi yang berusia 75 tahun ini adalah seorang yang saleh tidak pernah meninggalkan sholat walaupun dia lumpuh. dia meminta Fahmi untuk membantuya berwudhu dan dia shalat dengan isyarat kedua matanya. Ayah Fahmi juga seorang yang sangat berbakti kepada orang tua. slah satu contohnya, ketika Ayah Fahmi pergi haji bersama istri dan ibunya (nenek Fahmi,Pen.) Ibunya sudah sangat renta. ketika Thawaf, dia memegang tagan ibunya, lalu sang iibu berkata, "nak, Aku lelah" kemudian ayah fahmi menggendong Ibunya dan berthawaf sehingga dia menjadi bahan pembicaraan.
setelah beberapa hari tinggal dirumah sakit, fahmi dan ayahnya pulang kerumahnya. Fahmi sudah beristri dan memounyai seorang putri. dia tinggal dirumah terpisah yang dekat dengan kedua orang tuanya, tetapi dia yang selalu merawat dan memberikan ayahnya obat diwaktu-waktu tertentu. sebelum berangkat kerja dia pergi mencium tangan ayahnya dan memberikan obat, kemudian memanggil ibu dan saudaranya agar tidak lupa mengurus ayahnya dan memberinya obat.
Disiang hari ketika fahmi pulang kerja, dia terlebih dahulu masuk kermah orang tuanya, untuk menenangkan ayahnya dan memberinya obat, sebellum dia pulang kerumah dan menemui istri dan anaknya yang lama menunggunya. bahkan, sampai putrinya lari menjemputnya dan duduk manja dipangkuannya. putrinya ini adalah belahan iwa fahmi, dia disukai dan disanjung kakeknya, "Intan yang mahal ini adala anak putraku yang tak ternilai."
sekitar 1 tahun kemudian, Fahmi mendapat kesempatan pergi kesalah satu negara di eropa untuk memperbaiki kondisi ekonominuya dia siap berangkat, tibalah saat perpisahan. dia tidak tega meninggalkna ibu, istri, dan anak yang dikasihi. namun, dia merasa lebih berat lagi berpisah dengan sang ayah yang sedang menangis. fahmi juga menangis dan mengusap air mata ayahnya serta meminta agar ayahnya tidak menangis.[]
No comments for "Kisah Pemuda yang Patuh Pada Orang Tua (bagian satu)"
Post a Comment