Kisah Pemuda yang Patuh Pada Orang Tua (bagian kedua)


Ayahnya memandang Fahmi dan berkata, "demi Allah, AKu tidak tahu, apakah aku masih bisa melihatmu lagi atau tidak? siapa yang akan memberiku obat setelah ini, Fahmi?" hati fahmi terasa hancur berpisah dengan ayahnya namun dia terpaksa pergi disebabkan kesulitan materi. sebelum berangkat, fahmi berpesan kepada ibu, Isteri, dan saudaranya untuk merawat Ayah dengan baik. 

Setelah beberapa bulan berlalu dari kepergiannya, Fahmi menerima tlpn dari Ibunya, memberitahukan bahwa ayahnya hampir meninggal dan dia harus datang. semalaman, fahmi tidak dapat tidur memikirkan ayahnya, dia menangis dan berdoa kepada Allah, semoga dapat kesempatan melihat yahnya sebelum meninggal. fahmi segera pulang kenegaranya dengan pesawat pertama. fahmi tiba dirumahnya dengan berlinang air mata. kata pertama yang diucapkan, sebelum dia bersalam kepada ibunya, bahkan belum melihat anak dan isterinya " mana Ayah?" "dia dikamar," kata ibunya menunjukan sambil menangis.

Selama beberapa hari, ayah fahmi tidak sadar dengan keadaan sekelilingnya, dia hanya menyebut nama Fahmi berulang-ulang. Fahmi masuk melihat ayahnya, air mata berceceran, "Ayah, ... ini aku, Fahmi, Aku disini." Ayahya memutar kepalanya, memandang wajah fahmi dengan tersenyum penuh kerelaan, lalu dia meninggal menemui tuhannya. itu terjadi pada jumat terakhir bulan ramadhan 15 tahun yang lalu. Fahmi sangat sedih kehilangan ayahnya, dia sendiri yang memandikan dan menguburkan ayahnya, sesuai dengan harapannya.

Fahmi tidak pernah melupakan Ayahnya, dia selalu mendoakan ayahnya. sering dia bermimpi Ayahnya tersenyum rela kepadanya. bahkan suatu hari, fahmi bermimpi kepada ayahnya. "Aku menyimpan sesuatu yang akan aku berukan kepadamu." mungkin yang disimpan ini adalah kerelaannya sebagai balasan atas kepatuhan Fahmi kepadanya.

Allah membimbing pemuda ini (Fahmi) dalam hidupnya. Allah membukakan pintu rejeki dari tempat yang tidak pernah diduga. Allah mengumpulkan dia kembali bersama keluarganya dan Allah mengaruniakan kepadanya Anak-anak yang Baik. dia adalah pemuda yang taat. Alangkah memukau ketaatan yang bisa mengangkat pelakunya dan membawanya ke surga.[]

No comments for "Kisah Pemuda yang Patuh Pada Orang Tua (bagian kedua)"